Pengaruh Pupuk Cair Urine Sapi Potong Terhadap Tinggi Tanaman dan Produksi Tanaman Bayam (Amaranthus Sp) Umur 25 Hari

Supriyanto Supriyanto, Jamaluddin Jamaluddin

Abstract


Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk cair dari urin sapi terhadap tinggi tanaman dan hasil panen bayam (Amaranthus sp) umur 25 hari dan menentukan dosis pupuk cair dari urin sapi yang paling tepat. Permentan No.2 / Pert / HK.060 / 2/2006 pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berupa bahan organik padat atau cair yang digunakan mensumpai untuk memperbaiki fisik, kimia, dan tanah biologis (Suriadikarta, 2006).

Penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan Besar STPP Magelang. Lahan yang digunakan seluas 10 m2 atau lebar 2 mx 5 m, dengan menggunakan urin kotoran sapi pada pertumbuhan atau produksi tinggi tanaman dan bayam. Pemupukan urin sapi potong pada bayam tanaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam dengan dosis antara lain: TO (tanpa perlakuan), T1 dengan dosis 125 ml / 14 l air, T2 dengan dosis 250 ml / 14 l air, dan T3 menggunakan dosis 275 ml / 14 l air. Variabel penelitian adalah tinggi tanaman (cm) bayam dengan mengukur dari pangkal batang ke ujung tanaman tertinggi dan produksi tanaman bayam dihitung dengan menimbang hasil panen bayam pada umur 25 hari. Implementasi penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, yaitu: T0 sebagai kontrol yang tidak diberi urin sapi, perlakuan (T1) diberikan urin sapi yang telah difermentasi dengan dosis (125 ml / 14 l air ), perlakuan (T2) diberikan pada dosis urin sapi yang difermentasi (250 ml urin / 14 l air), perlakuan (T3) diberikan sepotong fermentasi urin sapi dengan dosis (375 ml urin / 14 l air) dan lakukan ulangan masing-masing perlakuan 5 kali sehingga jumlah total 20 unit plot percobaan.

Tinjauan tentang pengaruh penggunaan pupuk cair dari urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman atau bayam yang tinggi (Amaranthus sp) menunjukkan bahwa efek penggunaan pupuk cair dari urin sapi dengan dosis berbeda sangat signifikan (P < 0,01) pada T0 (± 12 622 cm), T1 (± 21.144 cm), T2 (± 20.940 cm) dan T3 (± 8.104 cm), sedangkan bobot segar atau bayam tanaman produksi (Amaranthus sp) umur 25 hari hasil analisis statistik ANOVA menunjukkan sangat signifikan (P <0,01) dalam berbagai T0 (± 3,86 kg), T1 (± 14,59 kg), T2 (± 9,79 kg) dan T3 (± 1,85 kg). Kesimpulan penelitian bahwa dosis pupuk cair dari urin sapi sebanyak 125 ml / 14 l air, merupakan dosis terbaik yang digunakan untuk produksi tanaman bayam 25 hari untuk menghasilkan tinggi tanaman ± 21,144 cm, dan produksi berat ± 14,59 kg / 5 m2.


Keywords


Pupuk cair; organik; bayam

Full Text:

PDF

References


Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Agung, S. 2008. Pengertian Pupuk Organik Cair Mikroorganisme. http://www. insidewinme.pembuatan-pupukurine-cair-sebagai.html. Diakses pada 25 Januari 2012.

Annas. 2007. Pembuatan Pupuk Urine Sapi sebagai Pupuk Daun. http://matoa.org/tata-carapembuatan-kompos-cair/. Diakses pada 20 Januari 2012.

Anomin. 2012. Pemanfaatan Limbah Peternakan pada Tanaman

Sayuuran. (http://dinsembawang.wetpaint.com/ page/Pestisida+Alami). Diakses pada 12 Februari 2015

Departemen Kesehatan. 1981. Kandungan Zat Gizi Tanaman Bayam. http://www.depkes.ac.id. Diakses pada 20 Januari 2012.

Detik Forum. (2008). Pupuk Organik, Pupuk Hayati, Kandungan Nitrogen dan Pupuk Kimia. http://isroi.wordpress.com/2008/02/ 26/pupuk-organik-pupuk-hayatidan-pupuk-kimia. Diakses pada 7 Maret 2012.

Gembong. 2003. Morfologi Tanaman Sayuran. 11- 91. Yogyakarta: UGM Press.

Hadisoeganda, A. Widjaja. W. 1996. Bayam Sayuran Penyangga Petani di Indonesia. http://[email protected]. Diakses pada 20 Januari 2012.

Indriani dan Y. Hety. 2007. Membuat Kompos secara Kilat. Jakarta: Swadaya.

Marsono dan P. Sigit. 2002. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Muhlisin, F. 1999. Temu-temuan dan Empon-Empon Budi Daya dan Manfaatnya. Yogyakarta: Kanisius. Murbandono. 2006. Pupuk Organik alami,Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia. htpp://wordpress.com/2009/ 02/26/pupuk-organik-pupuk-hayatidan-pupuk-kimia/ Diakses pada 15 Mei 2011.

Musnawar. 2003. “Pupuk Alam yang berasal dari padat dan cair”. Penelitian di Internet. World Wide. Web: http://js.unikom.ac.id. Diakses pada 13 September 2012.

Naswir. 2003. Pemanfaatan Urin Sapi yang Difermentasi sebagai Nutrisi Tanaman. http://www.google.com/intl/en/help /features.html/cached. Diakses pada 15 Januari 2014.

Nurtjahya, Naswir, Ramadan. 2008. Produksi Urin Sapi potong, Harapan Petani Nonpestisida. http://www.kompas.com. Diakses pada 20 Desember 2012.

Parakasih, A. 2000. “Pengaruh Pengatur tumbuh Dosis Pupuk urine ternak sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam.” Jurnal Seri Ilmu Hayati. STPP Gowa. http://stppgowa.ac.id/download/Vol_3_No_1_2007/Tola.pdf. Diakses pada 8 Juni 2014.

Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006. Tentang Pengertian Pupuk Organik dan Pembenah Stuktur Tanah. http;/www,scribd,com/doc/1931585 3/Pupuk Cair. Diakses pada 10 Maret 2012.

Pikiran Rakyat, 2006. Keunggulan Makanan Fermentasi,

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0604/24/cakrawala/lainnya 02.htm. Diakses pada 9 Oktober 2012.

Pramonosidi. 2007. Pengolahan Limbah Ternak. Sukoharjo: CV. Palem AnNuur. Pratikno. 2001. “Upaya Pencapaian Sinkronisasi Nitrogen pada Budi Daya Tanaman Selada. Fakultas Pertanian Universitas Widyagama.” J. Tanah Trop., Vol. 14. No. 2, 200: 127-134.

Raihan dan Nurtartiyani. 2001. Kandungan Hara nitrogen.

www.nasih.staff.ugm.ac.id/pnt3404/4%209417.docblora.org/forum/blog. phphttp://rioardi.wordpress.com/200 9/03/03/unsur-hara-dalam-tanahmakro-dan-mikro/. Diakses pada 29 Desember 2012.

Ramadhan. 2008. Urine Sapi, Harapan Petani Nonpestisida.

http://www.kompas.com/kompascetak/02.08/12/iptek/anth29.htm. Diakses pada 29 Desember 2012.

Sarwono, B. dan Arianto, H. B. 2001. Penggemukan Sapi Potong secara Cepat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Setiana. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.

Setjamidjaja dan Wirasmoko. 2000. Nitrogen berperan merangsang pertumbuhan vegetatif sehingga tanaman tumbuh tinggi. http://sholihnugroho.blogspot.com/ 2011/01/. Diakses pada 12 Maret 2012.

Sihombing, D. T. H. 2000. Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/

Usaha Peternakan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga

Penelitian. Institut Pertanian Bogor. http://www.kompas.com/kompascetak/02.09/12/iptek/anth29.htm. Diakses pada 17 Januari 2012.

Simamora dan Saludik. 2006. Pemakaian Pupuk dapat Memperbaiki Produktifitas Tanah, Baik secara Fisik, Kimia, maupun Biologi Tanah.




DOI: https://doi.org/10.36626/jppp.v11i21.129

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian

 

UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Jl.Magelang Kopeng Km7, kotak pos 152, Tegalrejo Magelang 56101
Telp. 0293-364188, Fax 0293-364188.