slot gacor
Analisis Pre Requisite Program HACCP, Analisis Kesiapan Penerapan HACCP dan Strategi Pengembangan Penerapan HACCP Pada Produksi Dodol Nanas UKM Jalancagak Kabupaten Subang | Saptoningsih | Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian

Analisis Pre Requisite Program HACCP, Analisis Kesiapan Penerapan HACCP dan Strategi Pengembangan Penerapan HACCP Pada Produksi Dodol Nanas UKM Jalancagak Kabupaten Subang

Saptoningsih Saptoningsih

Abstract


Usaha pembuatan dodol nanas di Jalancagak Subang sebagian besar
merupakan usaha kecil menengah dengan pengawasan mutu yang belum maksimal, sehingga mutu yang dihasilkan belum konsisten dan belum memenuhi syarat mutu dodol nanas. Penelitian bertujuan menganalisis pree requisite program HACCP untuk mengidentifikasi bahaya yang terkait produksi dodol nanas, sehingga tersusun rencana jaminan mutu berdasarkan HACCP, mengetahui kesiapan penerapan HACCP dan strategi pengembangan penerapan HACCP. Penelitian menggunakan
metoda deskriptif analitik bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci dengan menggambarkan segala fakta yang ada, mengidentifikasi masalah, membuat perbandingan atau evaluasi terhadap informasi/data yang diperoleh (Damanik, 2012).
Analisis GMP dengan menggunakan chec list penilaian GMP Direktorat PPHP (2004) dan analisis SSOP dengan membandingkan hasil observasi di lapangan dengan SSOP menurut FDA (1995). HACCPlan disusun dengan mengisi lembar kerja HACCP (SNI 01-4296-1996), analisis kesiapan dan analasis strategi pengembangan penerapan HACCP dianalisis menggunakan SWOT. Hasil analisis GMP telah memenuhi persyaratan cara pengolahan yang baik, akan tetapi belum optimal dalam
hygiene sanitasi di tempat pencucian, pemarutan dan ruangan pendinginan produk yang masih terbuka dan analisis SSOP terdapat beberapa hal yang belum memenuhi persyaratan yaitu perlengkapan, keamanan air dan peralatan pengolahan serta pengawasan binatang pengerat. Penilaian penerapan GMP memperoleh nilai 406 berarti pengolahan dodol nanas di UKM Jalancagak mendekati persyaratan cara
pengolahan yang baik, sehingga syarat untuk penerapan sistem HACCP sudah terpenuhi, rencana HACCP disusun dengan memperhatikan titik kendali kritis untuk dilakukan tindakan koreksi, monitoring serta pengawasan CCP yaitu pada proses pemarutan, pemasakan serta proses pendinginan produk, hasil analisis kesiapan penerapan HACCP 8,3 % siap menerapkan HACCP dengan pendampingan dan 91,7% UKM dodol belum siap menerapkan HACCP. Untuk analisis strategi pengembangan penerapan HACCP disusun: a). Strategi S-O (Strenght-Opportunities) yaitu meningkatkan kualitas produk yang merujuk pada standar keamanan pangan (PHACCP) dan kontinuitas produksi melalui peningkatan kemampuan teknis serta kerja sama dengan pemasok bahan baku. b). Strategi S-T (Strenght-Treats) adalah peningkatan teknis pemeliharaan peralatan dan pengendalian produksi dengan penerapan sistem HACCP, c). Strategi W-O (Weakness-Opportunities) yaitu peningkatan kualitas fasilitas produksi yang memperhatikan prinsip-prinsip HACCP dan membentuk koperasi serta mengoptimalkan peranan pemerintah dalam pemberian bantuan dan mengefisiensikan penggunaan sarana produksi guna mengatasi dampak kenaikan biaya produksi. d). Strategi W-T (Weakness-Threats) yaitu meningkatkan kemampuan manajerial, memunculkan inovasi- inovasi produk melalui peningkatan kualitas dan pengemasan berlabel keamanan pangan serta meningkatkan promosi melalui e-comerce. Direkomendasikan model diklat HACCP berbasis “Blended Learning sistem OJT”, perlunya disusun SOP secara tertulis, serta pelatihan dan pendampingan mengenai HACCP secara komprehensif terkait kesiapan UKM dodol nanas Jalancagak dalam penerapan sistem HACCP.


Keywords


Pree Requisite Program; HACCP; Kesiapan; Strategi dan Dodol Nanas.

Full Text:

PDF

References


Badan Standardisasi Nasional. 2011. Rekomendasi Nasional Kode Praktis-Prinsip Umum Hygiene Pangan SNI CAC/RCP 1:2011. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.

Damanik, R.I. 2012. Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta Tahun .2012. (skripsi). UI:Depok

Direktorat P2HP. 2004. Cara pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practices) komoditas holtikultura. Jakarta: Direktorat Jendral Bina

Effendi, A. 2017. Kasus keracunan pangan masih tinggi.

(http://www.pikiran-keracunan pangan-masih-tinggi-

. [Diakses tanggal20 Mei 2018].

Fennema,O.R. 1996. Food Chemistry. Third Edition. University of Wiscrorsin Madison. New YorkFood and Drug Administration. 2013.

Food Code 2013 Recommendations of the United

States Public Health Service Food and Drug Administration. New York (US): Chapman and Hall.

Herawati H., Widaningrum dan Miskiyah, 2006. Studi Penerapan HACCP Pada Proses Pengolahan Mi

Sagu., Jurnal Standarisasi Vol. 8 No. 1, 27-34.

Perdana Wildan Wibawa., 2018. Penerapan GMP dan

Perencanaan Pelaksanaan HACCP Produksi Olahan Pangan

Tradisionil. Jurnal Agroscience Vol 8 No.2. ISSN Cetak :1979-

e-ISSN: 2579-7891.

Putri, 2017. “Evaluasi Pemenuhan Kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal Pada UKM Pelangi Rasa”. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol. 2, No. 3, 17-24

Lukito PK., (2019). Hari Pangan Sedunia di Healthy Street Food Festival Sukabumi. Republika 11 November 2019. Sukabumi.

Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) Evaluasi Pembelajaran Diklat Pertanian (2019). Kementerian Pertanian —Badan Penyuluhan Dan Pengembangan SDM Pertanian. Pusat Pelatihan Pertanian. Jakarta.

Kementrian Perindustrian RI. 2013. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 75/MIND/PER/7/2010 tentang Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (Good Manufacturing Practices). Jakarta.

Kristiningrum E. Dan Setyoko AT. 2019. Pengembangan Desain Sistem Keamanan Pangan Menggunakan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Pada UKM Produsen Nugget Ikan. Jurnal Standarisasi Volume 21 Nomor 1. Marety 2019 — Hal 1 -8.

Nurfahmiyati dkk., (2019). Strategi Pengembangan UKM Pengolahan Produk Nanas Di Jalancagak Kabupaten Subang. Jurnal Ilmu Ekonomi Vol. 6 No.1.

Rangkuti R., (2006). Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus

Bisnis.Reorientasi Konsep Perencanaan Strategy Untuk

Menghadapi Abad 21. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Saaty, T. L., 2008. “Decision Making with The Analytic Hierarchy Process”. International Journal, Vol. 1, No.

, 83-98.

Saptoningsih dan Jatnika A.,(2012). “Membuat Olahan Buah” Dengan Omzet Hingga 20 Juta per Bulan. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Thaheer, H. 2005. Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis Critical Control Hazard Analysis Critical

Control Point (HACCP) bagiIndustri Pangan. PT. Bumi

Aksara. Jakarta.

Tresnawati D. 2010. Analisis Pengembangan Agroindustri

Dodol Nanas Di Kabupaten Subang. Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret — Solo. Jurusan Program Studi Sosial Ekonomi. Jurnal Fakultas Pertanian UNS Vol 10.

Yuniarti, Rahmi dkk. 2015. Penerapan Sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada

Proses Pembuatan Keripik Tempe. Jurnal Ilmiah Teknik

Industri Volume 14 Nomor 1, Juni 2015.

Winarti C., dan Widaningrum, 2007. Studi Penerapan HACCP Pada Proses Produksi Sari Buah Apel. Jurnal Standarisasi Vol.9 No.3 Tahun 2007 :94 -106.

Wulandari DA, Indah WA, Akhmad F.,2009. Kualitas mutu bahan mentah dan produk akhir pada unit pengalengan ikan sardine di PT. Karya Manunggal Prima Sukses Muncar Banyuwangi. Jurnal Kelautan. 2 (1): 41-51.




DOI: https://doi.org/10.36626/jppp.v17i32.544

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian

 

UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Jl.Magelang Kopeng Km7, kotak pos 152, Tegalrejo Magelang 56101
Telp. 0293-364188, Fax 0293-364188.