Batas Konsentrasi Natrium Nitrit Untuk Fiksasi Warna Merah Muda Pada Produk Daging Sapi Kyuring

Saputro, E., V. P. Bintoro, Y. B. Pramono

Abstract


Fiksasi warna merah muda yang diinginkan pada produk daging sapi telah dipahami paling baik dan paling jelas hasil dari penambahan natrium nitrit (NaNO2) pada daging sapi. Warna tersebut sering dianggap sebagai atribut yang sangat penting untuk penerimaan konsumen daging sapi. Namun, telah ditetapkan bahwa paparan suhu tinggi atau pH asam (asam lambung) pada daging sapi yang mengandung NaNO2 yang selanjutnya tereduksi menjadi nitrogen monoksida (NO) yang dapat berikatan dengan amina sekunder yang menyebabkan pembentukan senyawa berbahaya karsinogen N— nitrosamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki batas maksimal konsentrasi NaNO2 yang cukup untuk mengembangkan warna merah muda yang stabil pada produk daging sapi kyuring. Penambahan NaNO2 yang cukup dan tidak berlebih pada daging sapi diharapkan menjadi lebih aman dan lebih sehat untuk dikonsumsi. Empat perlakuan kyuring perendaman dalam larutan NaNO2 (20, 30, 40 dan 50 ppm) diaplikasikan pada daging sapi segar (bagian bottom round). Warna kyuring (merah muda) yang dihasilkan setelah pemanasan daging sapi pascakyuring dievaluasi oleh panelis ahli. Hasil evaluasi warna kyuring daging sapi kyuring kering oven menunjukkan bahwa semua perlakuan kyuring (20, 30, 40 dan 50 ppm NaNO2)berwarna coklat kemerahan. Kyuring dengan larutan 50 ppm NaNO2 menghasilkan warna kemerahan yang paling tinggi dibandingkan kyuring dengan konsentrasi larutan lainnya. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa konsentrasi NaNO2 minimal 20 ppm dan maksimal 50 ppm cukup untuk menginduksi dan memfiksasi warna kyuring pada daging sapi kyuring.


Keywords


kyuring; natrium nitrit; warna kyuring dan daging sapi kyuring

Full Text:

PDF

References


Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. 2013. Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2006. SNI 01-2346-2006 tentang Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori, Jakarta.

Honikel, K. O. 2008. The use and control of nitrate and nitrite for the processing of meat products. Meat Sci. 78: 68— 76.

Jensen, W. K., C. Devine and M. Dikeman. 2004. Encyclopedia of meat sciences. Elsevier Academic Press, Oxford.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Makanan, Jakarta.

Lawrie, R.A. 2003. Ilmu Daging. Penerjemah, Aminuddin Parakkasi. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Lövenklev, M., I. Artin, O. Hagberg, E. Borch, E. Holst and P. Rådstöm. 2004. Quantitative Interaction Effects of Carbon Dioxide, Natrium Chloride, and Natrium Nitrite on Neurotoxin Gene Expression in Nonproteolytic Clostridium botulinum Type B. Appl. Environ Microb. 70:2928-2934.

Martinez, S. 2007. Food product introductions continue to set records.Amber Waves,5 (5) http://www.ers.usda.gov/AmberWa ves/November07/PDF/ FoodProduct.pdf. Accessed August 9, 2015. Parthasarathy, D.K and N.S. Bryan. 2012. Review: Sodium nitrite: The “cure” for nitric oxide insufficiency. Meat Sci. 92: 274—279.

Pegg, R.B. and F. Shahidi. 2008. Nitrite Curing of Meat: The N-nitrosamine Problem and Nitrite Alternatives. John Wiley & Sons, New Jersey.

Santamaria, P. 2006. Nitrate in vegetables: toxicity, content, intake and EC regulation. J. of the Sci. of Food and Agri. 86(1): 10-17.

Sebranek, J.G. 2009. Basic Curing Ingredients. In: R. Tarte (Ed.). Ingredients in Meat Products. Springer Science+Business Media LLC, New York.

Sebranek, J.G., A.L. Jackson-Davis, K.L. Myers and N.A. Lavieri. 2012. Review: Beyond celery and starter culture: Advances in natural/organic curing processes in the United States. Meat Sci. 92: 267—273.

Sindelar, J.J and A.L. Milkowski. 2012. Human safety controversies surrounding nitrate and nitrite in the diet. Nitric Oxide. 26: 259—266.

Skibsted, L.H. 2011. Review: Nitric oxide and quality and safety of muscle based foods. Nitric Oxide. 24: 176— 183.




DOI: https://doi.org/10.36626/jppp.v13i23.114

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian

 

UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Jl.Magelang Kopeng Km7, kotak pos 152, Tegalrejo Magelang 56101
Telp. 0293-364188, Fax 0293-364188.