Penampilan Produksi Kelinci Jantan Pada Pemberian Silase Pakan Block (The Performance Of Rabbits In Feeding Block Silage)
Abstract
Penelitian bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi kelinci jantan pada pemberian silase pakan block.Materi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 20 ekor kelinci lokal jantan periode lepas sapih umur 4 bulan, kandang bertingkat sistem baterai individual yang terbuat dari kayu sebanyak 20 unit masing-masing kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Bahan pakan terdiri dari rumput, bekatul, jagung giling, pollard, bungkil sawit, tepung ikan, bungkil kedele, premix, tetes, EM4 dan tepung tapioka. Peralatan yang digunakan meliputi: timbangan listrik, alat pencetak pakan block dan oven.
Kelinci ditempatkan secara acak pada kandang individu bertingkat. Data yang diamati meliputi konsumsi pakan, bobot badan kelinci, pertambahan bobot badanharian (PBBH) dan konversi pakan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan perlakuan 4 macam pemberian pakandan tiap-tiap perlakuan terdiri dari 5 ulanganyaitu P1 = Pakan komplit tanpafermentasi, P2 = Pakankomplit tanpa fermentasi, dibentuk block, P3 = Pakan komplit difermentasi dan P4 = Pakan komplit difermentasi, dibentuk block.
Peubah yang diamati Konsumsi Pakan Rata-rata per Ekor, Pertambahan Bobot Badan Harian, Konversi Pakan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati digunakan AnalisisOf Variance (ANOVA) satuarah (One way). Apabilaterdapat perbedaan antara keempat perlakuan tersebut maka dilanjutkan dengan analisis Uji Wilayah GandaDuncan.
Penelitian menghasilkan bobot badan akhir kelinci umur 5 minggu pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4 tidak menunjukkan perbedaan, yaitu secara berurutan sebesar 1562,600 g; 1478,832 g; 1788,520 g; dan 1572,800 g.Pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada penelitian ini tidak berbeda dan secara berurutan adalah 11,777 g; 12,458 g; 16, 981 g dan 16,617 g. Perlakuan pakan berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering (P<0,05). Rataan konsumsi BK perlakuan P3 (120,615g/ekor/hari) tidak berbeda dengan konsumsi BK P1 (119,187g/ekor/hari) dan keduanya lebih tinggi dibandingkan rataan konsumsi BK perlakuan P2 (80,187 g/ekor/hari) maupun P4 (70,552g/ekor/hari), serta keduanya (P2 dan P4) tidak menunjukkan perbedaan. Perlakuan pemberian pakan berpengaruh terhadap konversi pakan (P<0,05).Rata-rata nilai konversi pakan yang diperoleh pada perlakuan P1 (2,789) berbeda dan lebih tinggi dibandingkan konversi pakan pada perlakuan P2 (1,965) dan P4 (1,586), namun tidak berbeda dengan perlakuan P3 (2,406).Sementara konversi pakan pada perlakuan P2 tidak berbeda dengan konversi pakan pada perlakuan P3, dan juga tidak berbeda dengan perlakuan P4.Konversi pakan pada perlakuan P4 paling rendah dan lebih kecil dibandingkan konversi pakan pada perlakuan P1 dan P3, namun tidak berbeda dengan konversi pakan perlakuan P2.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian silase pakan block berpengaruh terhadap konsumsi dan konversi pakan kelinci jantan (P<0,05).Pemberian pakan block menghasilkan konsumsi dan konversi pakan yang lebih rendah dibandingkan pemberian pakan mash (P<0,05).Pemberian silase pakan block memberikan efisiensi penggunaan pakan yang lebih baik.Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: PT. Garuda Pustaka Utama.
Kurniawati,N.2001.“Penggemukan kelinci muda untuk produksi fryer dengan kepadatan kandang yang berbeda.” Skripsi. Bogor: Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Manshur, F. 2009. Kelinci: Pemeliharaan secara Ilmiah, Tepat dan Terpadu. Nuansa cendekia. Bandung.
National Reseach Council. 1977. Nutrient Requirement of Rabbit. Washington: National Academic of Science.
Nugroho, S. S., S. P. Sasmito Budhi, dan Panjono. 2012. “Pengaruh Penggunaan Konsentrat dalam Bentuk Pelet dan Mash pada Pakan Dasar Rumput Lapangan terhadap Palatabilitas dan Kinerja Produksi Kelinci Jantan.” Buletin Peternakan Vol. 36 (3): 169-173, Oktober 2012. Yogyakarta: Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada.
Rasyid, H. 2009. “Performa Produksi Kelinci Local Jantan pada Pemberian Rumput Lapang dan Berbagai Level Ampas Tahu.” Skripsi. Bogor: Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Rizqiani, A. 2011. “Performa Kelinci Potong Jantan Lokal Peranakan New Zealand White yang Diberi Pakan Silase atau Pelet Ransum, Komplit.” Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
http://Dosen.Narotama.Ac.Id/WpContent/Uploads/2012/03/Performa-Kelinci-Potong-Jantan-LokalPeranakan-New-Zealand WhiteYang-Diberi-Pakan-Silase-AtauPelet-Ransum-Komplit.pdf. Diakses pada 4 Juni 2014
Sajimin. 2011. “Medicago sativa L. (Alfalfa) sebagai tanaman pakan ternak harapan di Indonesia.” Wartazoa. Vol.21 No.2: 91 98.
Sitorus P., S. Sastrodihardjo, Y. C. Raharjo, I. G. Putu, Santoso, B. Sudaryanto dan A. Nurhadi. 1982. “Budidaya Peternakan Kelinci di Jawa.” Laporan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembagan Peternakan.
Sobri, M. 2010. Dosen UMM Temukan "Biskuit untuk Kelinci": Formula Pakan Kelinci tanpa Rumput. http://www.umm.ac.id/id/beritailmiah-umm-2-dosen-ummtemukan-biskuit-untuk-kelinciformula-pakan-kelinci-tanparumput.html. Diakses pada 20 Juni 2014
Sujatman, D. 2012. Pengembangan Ternak Kelinci dalam Rangka Mendukung Swasembada Daging Tahun 2014 (Studi Kasus di Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi). Berbagi Ilmu Penyuluhan Pertanian Ternak Kelinci.
DOI: https://doi.org/10.36626/jppp.v11i21.104
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian
UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)
Jl.Magelang Kopeng Km7, kotak pos 152, Tegalrejo Magelang 56101
Telp. 0293-364188, Fax 0293-364188.