Prevalensi Ascaridia Galli Pada Enam Jenis Ayam Di Kabupaten Temanggung Dan Kabupaten Magelang
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi A. galli pada 6 jenis ayam (Leghorn, Broiler, Cemani, Pelung, Kampung dan Bangkok) di Kabupaten Temanggung dan kabupaten Magelang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah feses segar yang diambil langsung dari kloaka ayam. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jenis dan jumlah ayam yang diambil sebagai sampel adalah Leghorn sebanyak 319 ekor, Broiler sebanyak 293 ekor, Cemani sebanyak 291 ekor, Pelung sebanyak 10 ekor, Kampung sebanyak 169 ekor dan Bangkok sebanyak 84 ekor. Pemeriksaan sampel dilakukan di lokasi pengambilan dengan metode natif. Prevalensi infeksi A. galli pada setiap jenis ayam di Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang, masing-masing adalah sebagai berikut: Leghorn: 13,46% 9,20%; Broiler: 23,33% dan 12,14%; Cemani: 0,70% dan 0,00%; Pelung: 0,00% dan 25%; Kampung: 42,99% dan 6,45%; Bangkok: 10,42% dan 2,78%. Seluruh jenis ayam pada penelitian ini terinfeksi oleh A. galli dengan rerata prevalensi masing-masing adalah 11,33% (Leghorn), 17,74% (Broiler), 0,35% (Cemani), 12,5% (Pelung), 24,72% (Kampung) dan 6,6% (Bangkok).
Kata kunci: Prevalensi, Cemani, Pelung, Bangkok, kampung
ABSTRACT
The study aimed at finding out the prevalence of A. galli infection at 6 chicken species (Leghorn, Broiler, Cemani, Pelung, Kampung and Bangkok) in Temanggung and Magelang Districts. Its sample was fresh feces directly collected from chicken cloaca. The sample was drawn using purposive sampling technique. The species and the number of the chickens in the sampling were as follows: 319 Leghorn chickens, 293 Broiler chickens, 291 Cemani chickens, 10 Pelung chickens, 169 free range chickens, and 84 Bangkok chickens. The samples were examined in sampling location using native method. The prevalence of the A. galli infection at each of the species in Temanggung and Magelang districts were as follows: Leghorn chickens 13.46% and 9.20%, Broiler chickens 23.33% and 12.14%, Cemani chickens 0.70% and 0.00%, Pelung chickens 0.00% and 25%, free range chickens 42.99% and 6.45%, and Bangkok 10.42% and 2.78%. All of the species in the study were infected by A. galli with the mean prevalence of 11.33% (Leghorn), 17.74% (Broiler), 0.35% (Cemani), 12.5% (Pelung), 24.72% (free range chickens) and 6.6% (Bangkok), respectively.
Key words: prevalence, Cemani, Pelung, Bangkok, Kampung
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2020). Tabel/Indikator Peternakan. https://www.bps.go.id/subject/24/peternakan.html#subjekViewTab3.
Ilham M, Fitra D, Suryani P. (2017). Preferensi Konsumen dalam Memilih Daging Ayam Broiler di Pasar Tradisional Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2017. p.491-499.
Ferlito C dan Respatiadi H. (2018). Policy Reforms on Poultry Industry in Indonesia. Center for Indonesian Policy Studies. Jakarta, Indonesia.
Fahrimal Y dan Raflesia R. (2002). Derajat infestasi nematoda gastrointestinal pada ayam buras yang dipelihara secara semi intensif dan tradisional. J. Med.Vet. 2(2):114-118.
Susanti, A.E. dan Prabowo, A. 2014. The potential of pinang (Areca catechu) as an anthelmintic for livestock. Proceedings of the National Seminar on Environmentally Friendly Agriculture Supporting Bioindustry in Palembang Sub-Optimal Land. September 16th 2014.
Ananda RR, Rosa E, Pratami GD. (2017). Studi nematoda pada ayam petelur (Gallus gallus) Strain Isa Brown di Peternakan Mandiri Kelurahan Tegal Sari, Kecamatan Gading Rejo, Kab. Pringsewu, Lampung. Jurnal Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati. 4(2): 23-27.
Pabala MF, Apsari IAP, Sulabda IN. (2017). Prevalensi dan intensitas infeksi cacing Ascaridia galli pada ayam buras di Wilayah Bukit Jimbaran, Badung. Indonesia Medicus Veterinus. 6(3): 198-205.
Moenek DYJA, Oematan AB, Toelle NN. (2019). Keragaman endoparasit gastrointestinal dan profil darah pada ayam kampung (Gallus domesticus). Jurnal Kajian Veteriner. 7(2): 114-120.
Hariani N dan Simanjuntak I. (2021). Prevalensi dan intensitas telur cacing parasit pada ayam kampung dan ayam petelur di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara. Jurnal Ilmu Dasar. 22(1): 1-8.
Mubarokah WW, Daryatmo J, Widiarso BP, Sambodo P. (2019). Morfologi Telur dan Larva 2 Ascaridia galli pada Ayam Kampung. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis. 9(2): 50—54.
Bush AO, Lafferty KD, Lotz JM, Shotsak AW. (1997). Parasitology meets ecology on its own terms: Margolis et al. Revisited. Journal Parasitology. 83(4): 575-583.
Sharma N, Hunt PW, Hine BC, Ruhnke I. (2019). The impacts of Ascaridia galli on performance, health, and immune responses of laying hens: new insights into an old problem. Poultry Science. 98:6517—6526.
Jenkins M, Brooks J, USDA ARS, Bowman D, Liotta S. (2015). Pathogens and potential risks related to livestock and poultry: animal manure management; extension issues. innovation. impact; United States Department of Agriculture, National Institute of Food and Agriculture (USDA NIFA), New Technologies for Ag Extension project; Cornell University: Ithaca, NY, USA, 2015.
Chee-Sanford JC, Mackie RI, Koike S, Krapac IG, Lin Y, Yannarell AC, Maxwell S, Aminov RI. (2009). Fate and transport of antibiotic residues and antibiotic resistance genes. J. Environ. Qual. 38: 1086—1108.
Herd RP and McNaught DJ. (1975). Arrested development and the histotropic phase of Ascaridia galli in the chicken. Int. J. Parasitol. 5:401—406.
Permin A and Hansen JW. (1998). Epidemiology, Diagnosis and Control of Poultry Parasites. Food and Agricultural Organization of the United Nations, Rome, FAO Animal Health Manual. 4th ed. 15—24.
Das G, Kaufmann F, Abel H, Gauly M. (2010). Effect of extra dietary lysine in Ascaridia galli- infected grower layers. Vet. Parasitol. 170:238—243.
Paramitha RP, Ernawati R, Koesdarto S. (2017). Prevalensi helminthiasis saluran pencernaan melalui pemeriksaan feses pada sapi di Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) Kecamatan Benowo Surabaya. Journal of Parasite Science. 1(1): 23-32.
Regina MP, Halleyantoro R, Bakri S. (2018). Perbandingan pemeriksaan tinja antara metode sedimentasi biasa dan metode sedimentasi formol-ether dalam mendeteksi soiltransmitted helminth. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 7(2): 527-537.
Demelash K, Abebaw M, Negash A, Alene B, Zemene B, Tilahun M. (2016). A Review on diagnostic techniques in veterinary helminthlogy. Nature and Science. 14(7): 109118.
Hendrix CM. (2006). Diagnostic parasitology for veterinary technician. 3rd Ed. China. Pp. 228- 241.
Christie J, Schwann EV, Bodensteie LL, Sommerville JEM, Vandermerwe LL. (2011). The sensitive of direct fecal examination, direct fecal flotation, modified centrifugal fecal flotation, centrifugal sedimentation in the diagnosis of canine Spirocercosis, Department of companion animal clinical studies. Faculity of Veterinary Science. 25: 123-230.
Refbacks
- There are currently no refbacks.