Hubungan Antara Bentuk Scrotal Bipartition Terhadap Kualitas Semen Pada Kambing Peranakan Etawa
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk membedakan kualitas semen kambing Peranakan Etawa baik secara makroskopis maupun mikroskopis berdasarkan bentuk skrotum yang berbeda. Materi yang digunakan 6 ekor kambing Peranakan Etawa jantan poel 3 dan mempunyai bentuk skrotum tipe 1 ( tidak ada belahan) dan tipe 2 (terdapat belahan 50%). Penetapan kambing jantan berdasarkan pada bentuk skrotum, ukuran skrotum dan evaluasi semen secara makrokopis dan mikroskopis. Data yang diperoleh diamati dengan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk skrotum dan ukuran dengan tipe 1 dan 2 berbeda nyata (P<0,05). Evaluasi semen yang dilakukan meliputi volume, warna, pH, bau, konsistensi, gerak massa, gerak individu, hidup mati, konsentrasi, abnormalitas primer dan abnormalitas sekunder menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bentuk skrotum tipe 1 dan 2 tidak berpengaruh kualitas semen baik secara mikroskopis maupun makroskopis.
Full Text:
PDFReferences
Adhyatma, M., N. Isnaini dan Nuryadi. 2013. Pengaruh bobot badan terhadap kualitas dan kuantitas semen sapi simmental. J. Ternak Tropika 14 (2) : 53-62.
Antonio, A.N., M. Júnior, M. A. Miglino, D. J. A. Menezes, A. C. A. Neto, R. Leiser, R. A. B. Silva and M. A..M. Carvalho. 2009. Influence of the bipartite scrotum on the testicular and scrotal temperatures in goats. J. PesqVet Bras. 29 (10): 797-802.
Hafez, E. S. E. 2000. Semen Evaluation In: Reproduction in Farm Animals. 6th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia.
Parasara, I G. N. A. M., N. L. G. Sumardani dan I. G. Suranjaya. 2015. Korelasi ukuran testis terhadap produksi dan kualitas semen cair babi Landrace dalam rangkaian Inseminasi Buatan. J. Peternakan Tropika. 3(1): 93-104.
Partodihardjo, S. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Priyanto, D., B. Setiadi, D. Yulistiani dan H. Setiyanto. 2002. Performan ekonomi kambing Boer dan kambing Peranakan Etawa pada kondisi stasiun penelitian Cilebut. Balai Penelitian Ternak. 214216. (Seminar).
Ramsiyati, D. T., Sriyana dan B. Sudarmadi. 2004. Evaluasi kualitas semen sapi potong pada berbagai umur di peternakan rakyat. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Hal. 82-87.
Salisbury, G. W. dan N. L. VanDemark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh R. Djanuar)
Sundari, T. W., T. R. Tagama, dan Maidaswar. 2013. Korelasi kadar pH semen segar dengan kualitas semen sapi limousin di balai inseminasi buatan lembang. J. Ilmiah Peternakan 1(3): 1043-1049
Suzanna, E. 2008. Kaji Banding Kualitas Semen Beku Sapi Potong yang Telah Didistribusikan ke Lapangan. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi).
Tambing, S. N., M. R. Toelihere, T. L. Yusuf dan I. K. Sutama. 2000. Pengaruh gliserol dalam pengencer tris terhadap kualitas semen beku kambing peranakan Etawah. J. Ilmu Ternak dan Veteriner. 5 (2): 1 — 8.
Toelihere, M. R. 1977. Inseminasi Buatan pada Ternak. Angkasa, Bandung.
Refbacks
- There are currently no refbacks.