slot gacor
Motilitas Dan Persentase Hidup Spermatozoa Yang Diencerkan Dengan Dua Pengencer Komersial Dalam Pembuatan Semen Beku Kambing Peranakan Etawah | Y | Prosiding Seminar Nasional Tahun 2020

Motilitas Dan Persentase Hidup Spermatozoa Yang Diencerkan Dengan Dua Pengencer Komersial Dalam Pembuatan Semen Beku Kambing Peranakan Etawah

Sari G. Y, E. T. Setiatin, Sutiyono Sutiyono

Abstract


Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas semen beku kambing Peranakan Etawah dengan pengencer AndroMed® dan Bioxcell®. Materi penelitian menggunakan enam ekor kambing Peranakan Etawah yang berusia 5-7 tahun. Metode penelitian ini adalah semua kambing ditampung semennya dua kali per minggu dengan menggunakan vagina buatan selama 5 minggu. Setiap semen yang ditampung dibagi menjadi dua yang masing-masing diencerkan menggunakan AndroMed® (T1) dan Bioxcell® (T2). Semen yang sudah diencerkan diproses menjadi semen beku. Parameter yang diamati adalah motilitas dan persentase hidup sperma pada saat semen segar, setelah ekuilibrasi, dan post thawing. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan t-test dengan ketelitian mencapai p<0,05. Rata-rata persentase motilitas pasca ekuilibrasi pada T1 (38,49 ± 2,71) dan T2 (39,33 ± 2,39).Rata-rata persentase motilitas post thawing pada T1 (23,49 ± 2,27%) dan T2 (23,68 ± 2,61%). Penurunan rata-rata motilitas dari pasca ekuilibrasi ke post thawing pada T1 sebesar 15,00% dan T215,65%. Rata-rata persentase spermatozoa hidup pasca ekuilibrasi pada T1 (46,06 ± 2,59) dan T2 (46,13 ± 2,35). Rata-rata persentase spermatozoa hidup post thawing adalah (36,43 ± 2,18%) pada T1dan (35,62 ± 2,89%) pada T2. Penurunan ratarata persentase spermatozoa hidup dari pasca ekuilibrasi sampai post thawing sebesar 9,63% pada T1 dan T2sebesar 10,51%. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini adalah tidak berbeda nyata antara AndroMed® dengan Bioxcell®. Kesimpulannya adalah penggunaan pengencer AndroMed® dan Bioxcell® sama baiknya untuk digunakan dalam proses pembuatan semen beku kambing PE dalam hal motilitas dan persentase spermatozoa hidup setelah post thawing.


Full Text:

PDF

References


Aboagla, E.E. dan T. Terada. 2004. Effects of egg yolk during the freezing step of cryopreservation on the viability of goat spermatozoa. Theriogenology. 62: 1160-1172.

Afiati, F., Herdis dan S. Said. 2013. Pembibitan Ternak dengan Inseminasi Buatan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Aires, V.A., K.D. Hinsch, F.M. Schloesser, K. Bogner, S.M. Schloesser dan E. Hinsch. 2003. In vitro and in vivo comparison of egg yolkbased and soybean lecithin based extenders for cryopreservation of bovine semen. Theriogenology 60 (2): 269-279.

Aku, A.S., N. Sandiah, P.D. Sadsoeitoeboen, M.R. Amin dan Herdis. 2007. Manfaat lesitin nabati pada preservasi dan kriopreservasi semen: suatu kajian pustaka. Animal Production. 9 (1): 49-52.

Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta, Bandung.

Greyling, J.P.C. dan J.A.N Grobbelaar. 1983. Seasonal variation in semen quality of Boer and Angora goat rams using different collection techniques. J. Anim. Sci. 13 (4): 250-252.

Hafez, E.S.E. dan B. Hafez. 2000. X and Y Chromosome Bearing Spermatozoa. Dalam: B. Hafez dan E.S.E. Hafez (Editor). Reproduction in Farm Animals. 7th Ed. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.

IMV. 2014. Notice d‘utilisation BIOXcellTM. imv Technologies, L'Aigle.

Inounu, I., N. Hidajati, S.N. Jarmani, D. Priyanto, Hastono, B. Setiadi, dan Subandriyo. 2001. Pengaruh interaksi genetik dan lingkungan terhadap produksi domba persilangan dan domba lokal pada beberapa lokasi pengamatan: evaluasi kualitas semen domba hasil persilangan. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Bagian Proyek Rekayasa Teknologi Peternakan/ARMP II. Bogor, 17-18 September 2001. Puslitbang Peternakan, Bogor. 64-73.

Ismaya. 1998. Inseminasi Buatan pada Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Janett F., S. Keo, H. Bollwein, M. Hässig, R. Thun. 2005. Comparison of AndroMed®, Bioxcell® and Triladyl® extender for cryopreservation of bull semen. Tierheilk. 147: 62.

Khalifa, T., A. Lymberopoulos, E. Theodosiadou. 2013. Association of soybean-based extenders with field fertility of stored ram (Ovis aries) semen: A randomized double-blind parallel group design. Theriogenology 79: 517—527.

Lestari, T.P.S., M.N. Ihsan dan N. Isnaini. 2014. Pengaruh waktu simpan semen segar dengan pengencer Andromed pada suhu ruang terhadap kualitas semen kambing Boer. J. Ternak Tropika. 15 (1): 43-50.

Mas, I.K.G.Y. 2009. Analisis Statistika dalam Percobaan Satu Faktor untuk Ilmu Peternakan. Edisi Pertama. Laboratorium Biometrika Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Semarang.

Minitübe®. 2001. Certificate Andromed. Minitub Abfullund Labortechnik GmbH &Co KG, Tiefenbach.

Mumu, M.I. 2009. Viabilitas semen sapi Simental yang dibekukan menggunakan krioprotektan gliserol. J. Agroland. 16 (2): 172-179.

Oke, M., J.K. Jacob, dan G. Paliyath. 2010. Effect of soy lecithin in enhancing fruit juice/sauce quality. Food Research International. 43: 232—240.

Rosmaidar, C.N. Dasrul, dan T.M. Lubis. 2013. Pengaruh penambahan sari buah tomat dalam media pengencer terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa kambing Boer yang disimpan pada suhu 35°C. J. Ilmiah Peternakan. 1 (1): 7-17.

Susilawati, T. 2011. Spermatologi. UB Press, Malang.

Suwarso. 1999. Peranan Rafinosa dalam Pengencer Tris-Sitrat Kuning Telur terhadap Semen Beku Kambing PE. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Tesis).

Tambing S.N., M.R. Toelihere, T.L. Yusuf dan I.K. Sutama. 2000. Kualitas semen beku kambing Peranakan Etawah setelah ekuilibrasi. J. Hayati of Biosciences. 8: 70-75.

Tambing, S.N. 1999. Efektifitas Berbagai Dosis Gliserol di Dalam Pengencer Tris dan Waktu Ekuilibrasi terhadap Kualitas Semen Beku Kambing Peranakan Etawah. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Tesis).

Toelihere, M.R.1985. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.

Toelihere, M.R.1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.