EKSISTENSI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM PENINGKATAN AKSESIBILITAS PELAKU USAHA PERTANIAN PADA SUMBER PERMODALAN DI PEDESAAN
Abstract
The study was conducted to identify: 1) the variety of farmers and sources of funds in the agriculture sector; 2) credit sources accessible to farmers; 3) the intensity of relations and effectiveness of fund utilization; 4) the scheme characteristics/credit models preferred by farmers. The study was conducted from March to August 2009, in Piyungan, Yogyakarta. Data was analyzed descriptively. The study result showed that 100% of the rural community have taken loans from informal financing institutions namely Lembaga Keuangan Bukan Bank Bukan Koperasi (Non Bank Non- Cooperatives Financing Institutions), while only 50.2% 126.9% from banks, 20% from cooperatives and 3.3% from mortgage institutions). The total of credit taken ranges from Rp. 150,000 to Rp. 20,000,000. Informal financing institutions provide credits in small amount while bankable provide larger loans. Micro Finance Institutions were more preferred by those who are less bankable and less feasible. The loans were usually utilized to expand existing business (100%), to start other lines of business (30%), to cover the previous business loss (13.3%), and to cover household needs (16,7%).
Keywords : Micro F inanc e Institutions, acessibility, bankable
Full Text:
PDFReferences
Adi, M. Kwartono. 2007. Analisi,s Usaha Kecil Dan Menengah. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
Anonimous. 2007. Kebtjakan clan Strcttegi Nasional Untuk Pengentbangan Keuangan Mikro. http ://www.profi. or. id/ind/
Arikunto, Suharsini. Prof, Dr. 2006. Prosedur Penelitian - Suaht Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Ashari. 2006. Potensi Lentbaga Kettngan Mikro (LKM) Dalam Pembangtrnan Ekonmi Pedesaan dan Kebtjakan Pengembangann))a. Jumal "Analisi Kebijakan Pertanian" Volume 4. nomor 2. Juni 2006 : 146 - 164.
Damandiri. PENDAHULLUAN. htpp : //www. damandiri.org/file/ekoilhmunbrawbab2.pdf. diakses 10 Februari 2009
Direktorat Pembiayan. 2004. Kelembagaan dan Pola Pelayanan Keuangan Mikro Untuk Sektor Pertanian (Pedoman Dan Kebilakan). Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal Bina Sarana Pertanian. Depanelnen Pertanian. Jakarta. Aksesibilitas. http ://en. rvikipedia. org/wiki/Accessibil itla,viki-2. diakses 9 Februari 2009.
Indiasturi, R. 2005. Arti Tahun Keuangan Mikro Bagi Indonesia. http:1/www.pikiranrakyat. com/cetak/2005i 03 05/08/0608.h tm diakses 9 Februari 2009.
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, 2007. Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara - Sejarah Ringkas PKBL.
Krisnamurti. 2005. Pengembangan Keuangan Mikro bagi Pembangunan Pertanian Indonesia. Media Informasi Bank Perkreditan Rakyat. Edisi IV Maret 2005.
Maryati, MC. 2001. Statistik Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Nasir. M. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta Martowijoyo, S. 2002. Dampak Pemberlakuctn Sistem Bank Perkreditan Ralqat Terhadap Kinerja Lembaga Pedesaan. Jurnal Ekonomi Rakyat, Tahun I. Nomor 5. Juli 2002htpp ://pkbl.bumn. go. id/index/profi l/id/ l .
Nurmanaf, A. Rozany. 2007. Lembaga Informal Pembiayaan mikro Lebih Dekat Dengan Petani. Kunal Analisis Kebrjakan Pertanian. Volume 5 Nomor 2. Juni 2007. page ; 99 - 109. htpp :/iwww.pse. litbang.deptan. go. id/in dipdffrles/isu5-2a-pdf. diakses 9 Februari 2009.
Retnadi, Djoko.2003. Kunci Sukses Lembaga Keuangan Mikro, Pahami Karaterisitik Orang Kecil. Harian Kompas. l3 Agustus htpp ://www.kompas.com 2003,
Wijoyo, Wiloejo Wiryo. 2005. Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Sitem Keuangan Nasional : Upaya Konkrit Memutus Mata Rantai Kemiskina. Jurnal "Kajian Ekonomi dan Keuangan" edisi khusus Desember 2005. Jakarta
DOI: https://doi.org/10.55259/jiip.v5i2.394
View My Stats