Pengelolaan dan Penyebaran Pejantan Sapi Peranakan Ongole (PO) Pada Unit Pengelolaan Bibit Unggul Loka Penelitian Sapi Potong

Jauhari Efendy, Mozart Nuzul Apriliza, Ainur Rasyid

Abstract


ABSTRAK
Upaya peningkatan produksi daging sapi potong dalam negeri antara lain dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas pejantan sapi potong melalui pengelolaan dan penyebaran bibit sapi potong. Unit Pengelolaan Bibit Unggul (UPBU) sapi potong merupakan suatu kelembagaan dibawah UPT Loka Penelitian Sapi Potong yang bertugas memperkuat sistem kelembagaan pembibitan dalam memproduksi dan mengelola bibit sapi potong dengan menerapkan sistem jaminan mutu. Introduksi pejantan terpilih baik sebagai pemacek maupun detektor pada peternakan sapi potong rakyat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi reproduksi pada sapi induk yang mengalami problem reproduksi terutama birahi tenang (silent heat). Jumlah bibit sapi PO yang disebar sejak tahun 2010-2020 sebanyak 130 ekor, yang tersebar di 14 wilayah provinsi di Indonesia. Eksistensi pejantan sapi PO di beberapa stakeholders untuk mendukung peningkatan produktivitas dan efisiensi reproduksi induk sapi potong di peternakan rakyat, sebagai sumber semen beku di BIB/BIBD serta mendukung pengembangan peternakan berbasis bio-industri pertanian di beberapa UPT dibawah Badan Litbang Pertanian. Efektivitas dan efisiensi pemanfaatan pejantan oleh stakeholders dipengaruhi oleh populasi sapi induk, preferensi peternak terhadap kualitas pejantan, dan sistem perkandangan yang digunakan dalam perkawinan. Hasil pengamatan di lapang jumlah perkawinan pejantan sapi PO periode tahun 2010-2016 di beberapa wilayah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta dengan menggunakan kandang jepit rata-rata sebanyak 2,2-6,2 ekor per bulan atau 26-74 ekor per tahun dengan service per conception (S/C) rata-rata 1,4 ± 0,11 kali.

Kata Kunci : Sapi Peranakan Ongole, pengelolaan dan penyebaran.

 

ABSTRACT
Efforts to increase the production of beef cattle in the country, among others, can be done by increasing the productivity of cows and bulls through the management and deployment of beef cattle. Management Unit of Beef Cattle is an institution under the Indonesian Beef Cattle Research Station which aims to strengthen the institutional system in producing and managing beef cattle by applying quality assurance systems. Introductions bull on farms is expected to increase productivity and reproductive efficiency in cows experiencing reproductive problems such as silent heat and other reproductive disorders. Number of cows PO deployed since 2010-2020 as many as 130 bulls, which are spread 14 province. Existence of bulls at several stakeholders to support increased productivity and reproductive efficiency in cows of farm people, as a source of frozen semen in Artificial Inseminations Centers as well as support the development of bio-based industrial livestock farming in some institutions under IAARD. Utilization of bulls by the stakeholders affected by the population of cows, farmers preference to bulls quality, and cage systems used in marriage. The observations in the field of marriages PO bull period 2010-2016 in some areas of East Java, Central Java and Yogyakarta using individual cages average of 2.2 to 6.2 cows per month, or about 26-74 cows per year; while services per conception (S/C) on natural mating in Klaten and Blora Central Java average of 1.4 ± 0.11 times.

Keywords: PO Cattle, management and deployment.


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Hadi, P. U. dan Ilham, N. 2002. Problem dan prospek pengembangan usaha pembibitan sapi potong di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 21 (4): 148-157.

Soetanto, H. 2008. Strategi optimasi pemanfaatan sumberdaya dan teknologi tepat guna pertanian untuk meningkatkan pendapatan peternak sapi potong. http://ntb.litbang.deptan.go.id

Astuti, M. 2004. Potensi dan keragaan sumberdaya genetik sapi Peranakan Ongole (PO). Wartazoa. 14(3): 98-106.

Adjid, A. 2004. Alternatif strategi pengendalian penyakit reproduksi menular untuk meningkatkan efisiensi reproduksi sapi potong. Wartazoa. 14 (3): 125-132.

Astuti, M., Hardjosubroto, W., Sunardi, & Bintara, S. 2002. Livestock Breeding and Reproduction in Indonesia: Past and Future. Procedings The 3th International Seminar on Tropical Animal Production. Faculty of Animal Science. Gadjah Mada University. Yogyakarta Indonesia.

Rasyid, A., Prihandini, P. W., Affandhy, L., Dikman, D. M., Efendy, J., Khrisna, N. H., Sulistya, T. A., Mahaputra, S., Ramsiati, D. T., Karnadi, D., & Chanafi, M. 2010. Perbanyakan bibit unggul sapi PO bebas penyakit strategis > 15 ekor dengan angka kelahiran > 70%. Laporan Akhir Loka Penelitian Sapi Potong, Grati. Pasuruan.

Anonimus, 2007. Pedoman Umum Kelembagaan Unit Pengelola Benih Sumber dan Bibit Unggul. Puslitbang Peternakan. Badan Litbang Pertanian.

Badan Standarisasi Nasional. 2008. Bibit Sapi Peranakan Ongole (PO). SNI-7356. ICS 65.020.30. Badan Standarisasi Nasional.

Subiharta, Utomo, U., Ernawati, Y., & Muryanto. 2011. Kinerja reproduksi sapi potong pada peternakan rakyat di daerah kantong ternak di Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner untuk Peningkatan Produksi dan Antisipasi terhadap Dampak Perubahan Iklim Prosiding. Bogor, 7-8 Juni 2011. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. Hal. 38-44.

Affandhy L, Situmorang, L., Pratiwi, W. C., & Pamungkas, D. 2006. Performans reproduksi sapi PO induk pada pola pemeliharaan berbeda pada usaha peternakan rakyat: Studi kasus di Kab. Blora dan Pasuruan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan.

Hastuti. 2008. Tingkat keberhasilan inseminasi buatan sapi potong ditinjau dari angka konsepsi dan service per conseption. J. Ilmu-Ilmu Pertanian. 4(1):12-20.

Nuryadi dan Wahyuningsih. 2011. Penampilan reproduksi sapi Peranakan Ongole dan Peranakan Limousin di Kabupaten Malang. J. Tropika. 12(1): 76-81.

Toelihere. 1985. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.