slot gacor
Persentase Membran Plasma Utuh Dan Tudung Akrosom Utuh Spermatozoa Kambing Peranakan Etawah Dalam Pengencer Yang Berbeda | Cahya | Prosiding Seminar Nasional Tahun 2020

Persentase Membran Plasma Utuh Dan Tudung Akrosom Utuh Spermatozoa Kambing Peranakan Etawah Dalam Pengencer Yang Berbeda

Rona Indra Cahya, Yon Soepri Ondho, Enny Tantini Setiatin

Abstract


Rona, I.C., Yon Soepri Ondho, dan Enny Tantini Setiatin. 2017. persentase  membran plasma utuh dan tudung akrosom utuh spermatozoa kambing peranakan etawah dalam pengencer yang berbeda.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase membran plasma utuh (MPU) dan tudung akrosom utuh (TAU) sel spermatozoa kambing Peranakan Etawah (PE) dalam 2 pengencer yang berbeda pada tahap evaluasi paska ekuilibrasi dan pasca freezing. Dalam penelitian ini digunakan 6 ekor kambing PE jantan umur 5-7 tahun. Semen ditampung dua kali seminggu menggunakan vagina buatan, kemudian diencerkan dengan perlakuan pengencer komersial Andromed® dan Bioxcell®. Semen diekuilibrasi pada suhu 4oC selama 4 jam. Semen dikemas di dalam straw mini (0,25 ml), kemudian dibekukan dan disimpan di dalam kontainer nitrogen cair (-196oC). Pengamatan MPU dilakukan melalui hypoosmotik swelling test (HOS-test), dan TAU diamati dengan mencampurkan semen dengan NaCl fisiologis 0,9% dan formalin 1%. Persentase MPU dan TAU spermatozoa pada tahap paska ekuilibrasi dalam pengencer Andromed® adalah  47,64±3,52% dan 48,10±4,89%, sedangkan dalam pengencer Bioxcell® 47,61±4,71% dan 48,93±5,54%. Persentase MPU dan TAU spermatozoa pada tahap post thawing dalam pengencer Andromed® 42,68±4,23% dan 42,91±6,12%, sedangkan dalam pengencer Bioxcell® 43,30±5,35% dan 42,44±5,04%. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pengencer komersial Andromed® dan Bioxcell® tidak menunjukkan perbedaan persentase MPU dan TAU secara nyata. Disimpulkan kedua pengencer memiliki kemampuan yang sama dalam mempertahankan keutuhan membran plasma dan tudung akrosom sperma kambing Peranakan Etawah selama proses kriopreservasi.


Full Text:

PDF

References


Arifiantini, R.I., T.L. Yusuf dan N. Graha. 2005. Longivisitas dan recovery rate pasca thawing semen beku sapi Fresian Holstein menggunakan bahan pengencer yang berbeda. Buletin Peternakan, 29 (2): 53-61.

Artika, I.N.D. 2014. Penentuan Waktu Optimal Pengujian Integritas Membran Plasma Spermatozoa Babi menggunakan Hypo-osmotic Swelling (HOS) Test. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. (SKRIPSI).

Hidayat, R. 2013. Pengaruh Berbagai Metode Thawing terhadap Kualitas Semen Beku Kambing Peranakan Etawah Berbeda Umur berdasarkan Abnormalitas dan Membran Plasma Utuh Spermatozoa. Fakultas Peternakan dan Pertanian. Universitas Diponegoro. (SKRIPSI)

Herdis, M.R. Toelihere, I. Supriatna, B. Purwarirata dan RTS. Adikara. 2003. Integritas dan daya hidup spermatozoa pada pembekuan semen domba garut (Ovis arios) dengan pengencer dasar tris dan susu skim klining telur. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 2(3): 62 — 68.

Isnaini, N. 2011. Viabilitas spermatozoa kambing boer pasca pendinginan dan pembekuan menggunakan pengencer dasar tris dengan level trehalosa yang berbeda. J. Ternak Tropika. 12 (1), 27 -37.

Lubis, T.M., C.N.T.Dasrul dan T. Akbar. 2013. Efektifitas penambahan vitamin C dalam pengencer susu skim kuning telur terhadap kualitas spermatozoa kambing boer setelah penyimpanan dingin. Jurnal S.Pertanian 3 (1): 347 — 361.

Putranti, O.D., Kustono dan Ismaya. 2010. Pengaruh penambahan crude tannin pada sperma cair kambing peranakan ettawa yang disimpan selama 14 hari terhadap viabilitas spermatozoa. Buletin Peternakan. 24 (1): 1-7

Rizal, M. 2006. Fertilitas semen beku hasil ejakulasi dan spermatozoa


Refbacks

  • There are currently no refbacks.