Perubahan Komposisi Nutrien Dari Fase Kolostrum Sampai Menjadi Susu Pada Kambing Peranakan Etawa
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan komposisi nutrien fase kolostrum sampai menjadi susu pada Kambing Peranakan Etawa. Penelitian dilaksanakan di Balai Budidaya dan Pembibitan Ternak Terpadu Sumberejo, Kendal dengan menggunakan 9 ekor kambing fase kebuntingan 4 — 5 bulan. Pemberian pakan berupa konsentat 25 % dan hijauan 75% (campuran daun gamal, daun kaliandra dan rumput gajah). Pengambilan sampel dilakukan pada 1, 3, 6, 12, 24, 36, 48, 72, 96, 120, 144 dan 168 jam setelah kelahiran. Data dianalisis secara statistik menggunakan metode Regresi dan Korelasi. Parameter yang diamati adalah pH, kadar bahan kering, kadar lemak, kadar protein, dan kadar laktosa. Hasil Penelitian menunjukkan hubungan linier positif yang nyata antara waktu dengan pH (P=0,00 (P<0,01); r = 0,407; R2 = 0,165) dengan persamaan garis linier y = 6,417 + 0,001x, hubungan linier negatif antara waktu dengan kadar bahan kering (P= 0,00 (P<0,01); r = 0,479; R2 = 0,230) dengan persamaan garis linier y = 20,044 — 0,054x, kadar protein (P=0,00 (P<0,01); r = 0,565; R2 = 0,320) dengan persamaan garis linier y = 6,838 — 0,026x dan kadar laktosa ( P=0,00 (P<0,01); r = 0,559; R2 = 0,313) dengan persamaan garis linier y = 6,453 — 0,024x serta hubungan tidak nyata antara waktu dengan kadar lemak (P=0,985 (P>0,05)) dengan persamaan garis linier y = 5,666 — 6,855E-5x. Kesimpulan diperoleh, dari
1 sampai 168 jam setelah kelahiran terjadi kenaikan pH, penurunan kadar bahan kering, kadar protein dan kadar laktosa serta perubahan tidak stabil pada kadar lemak.
Full Text:
PDFReferences
Esfandiari, A., I.W.T. Wibawan, S. Murtini, S.D. Widhyari, dan B. Febram. 2008. Produksi kolostrum antivirus avian influenza dalam rangka pengendalian infeksi virus flu burung. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 13 (2): 69 — 79.
Indias, I. M., D. Sanchez-Macias, N. Castro, A. Morales-delaNues. 2012. Chemical composition and immune status of dairy goat colostrum fractions during ther first 10 h after partum. Small Ruminant Research 103 : 220 — 224.
Marwah, M. P., Y. Y. Suranindyah dan T. W. Murti. 2010. Produksi dan komposisi susu kambing Peranakan Etawa yang diberi suplemen daun katu (Sauropus androgynus (L.) Merr) pada awal masa laktasi. Buletin Peternakan 34 (2): 94 — 102
Nugraha, B. K., L. B. Salman dan E. Hernawan. 2016. Kajian kadar lemak, protein dan bahan kering tanpa lemak susu sapi perah Fries Holland pada pemerahan pagi dan sore di KPSBU Lembang. Universitas Padjadjaran 5 (4).
Setiawan, J., R. R. A. Maheswari dan B. P. Purwanto. 2013. Sifat fisik dan kimia, jumlah sel somatik dan kualitas mikrobiologis susu kambing Peranakan Etawa. ACTA Veterinaria Indonesiana. 1 (1): 32 — 43
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Sukarini, I. A. M. 2006. Produksi dan komposisi air susu kambing Peranakan Etawa yang diberi tambahan konsentrat pada awal laktasi. Majalah Ilmiah Peternakan 9 (1) : 1 — 12 Tjhin, L., R. Tjahyani,dan S. Tjayadi. 2013 Milk & Colostrum Book. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Wulandari, C. A. 2006. Tampilan konsumsi serat kasar pakan, VFA rumen, glukosa darah, laktosa dan kadar air dalam susu akibat suplementasi sauropus androgynus (L.) Merr (Katu) pada ransum sapi perah. Magister Ilmu ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro. (Tesis Magister Ilmu Ternak).
Zurriyati, Y., R. R. Noor dan R. R. A. Maheswari. 2011.Analisis
Molekuler Genotipe Kappa Kasein (Κ-Kasein) dan Komposisi Susu Kambing Peranakan Etawah, Saanen dan Persilangannya. JITV 16 (1): 61 — 70.
Refbacks
- There are currently no refbacks.