Desain Alat Pengolah Kerakas Kelapa Sawit Untuk Produksi Pakan Ternak Ruminansia
Abstract
Pakan merupakan salah satu factor kunci bagi keberhasilan usaha peternakan secara umum. Usaha peternakan ruminansia terutama sapi potong menghadapi tantangan dalam penyediaan pakan salah satunya akibat alih fungsi lahan padang gembala menjadi kegiatan usaha lain. Di Kalimantan Selatan, perkembangan kebun kelapa sawit cukup massif berkembang memberikan peluang bagi pengembangan formula pakan dari kerakas kelapa sawit. Kerakas kelapa sawit tersebut selama ini hanya terbuang dan cenderung menggangu lingkungan. Dalam pemanfaatannya diperlukan peralatan pengolah untuk mengkonversi bentuk fisik kerakas tersebut sehingga bisa dimanfaatkan bagi ternak ruminansia.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pelaihari Kalimantan Selatan, dengan memanfaatkan kerakas kelapa sawit milik kebun petani peternak setempat. Penelitian dilakukan selama 6 bulan sejak bulan April sampai September 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah survey, untuk mendapatkan data potensi kerakas serta kemungkinan pemanfaatannya untuk pakan. Selanjutnya melakukan desain alat pengolah kerakas kelapa sawit, melakukan rancang bangun dan pengujian rancang bangun yang telah dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi kerakas kelapa sawit yang dihasilkan mencapai 18 — 19 ton bahan kering/ha/tahun. Kisaran berat kerakas kelapa sawit yang dipotong adalah 6 — 10 kg/kerakas kelapa sawit, dengan rataan 7 kg/keraskas kelapa sawit. Dari pengamatan secara fisik terhadap kerakas kelapa sawit yang akan diolah, dihasilkan desain alat berupa alat pemarut (shreader). Spesifikasi alat yang dihasilkan adalah bahan terbuat dari logam, berat total sekitar 250 kg termasuk mesin penggerak. Kapasitas pengolahan berkisar 450 — 550 kg/jam kerakas segar, dengan masa simpan antara 0 — 3 setelah dipotong dari pohon sawit. Hasil cacahan menunjukkan bentuk fisik yang sangat memuaskan. Ukuran cacahan termasuk kategori sangat halus (1 — 3 cm) tergantung bagian dari kerakas kelapa sawit. Secara fisik, hasil pengolahan dengan alat yang dihasilkan dapat langsung diberikan pada ternak, difermentasi, ataupun dicampurkan dengan pakan konsentrat untuk membuat pakan komplit.
Full Text:
PDFReferences
Balai Besar Litbang Sumber daya Pertanian. 2009. Perspektif Daya Dukung LAhan Pertanian dan Inovasi Tehnologi dalam Sistem Integrasi Ternak Tanaman Berbasisi Sawit, PAdi dan Kakao. Prosiding Workshop Nasional Dinamika dan Keragaan Sistem Inetegrasi Ternak-Tanaman: PAdi, Sawit, Kakao. (In Press). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Dirjen Perkebunan. 2012. Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Jakarta.
Efryantoni. 2012. Pola Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa Sawit — Sapi Sebagai Penjamin Ketersediaan pakan Ternak. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Imsya, A. 2007. Konsentrasi N-Amonia, Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan Bahan Organik Pelepah Sawit Hasil Amoniasi Secara In-vitro. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. Halm 111-114.
Mathius, I.W., A.P. Sinurat, B.P. Manurung, D.M. Sitompul dan Azmi. 2005. Pemanfaatan Produk Fermentasi Lumpur-Bungkil Kelapa Sawit sebagai Bahan Pakan Sapi Potong. Prosiding Seminar NAsional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.pp. 17-26
Murni, R., Suparjo, Akmal, B.L. dan Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi.
Nyak Ilham, Saptana, Winarso, B., Supriadi, H., Supadi, Saputra, Y, H., 2014. Kajian Pengembangan Sistem Pertanian Terintegrasi Tanaman Ternak.Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian. Jakarta.
Refbacks
- There are currently no refbacks.