Pengobatan Penyakit Cacing (Haemonchus Contortus) Pada Ternak Domba Menggunakan Serbuk Daun Mangga (Mango Foliorum)
Abstract
Potensi yang banyak dikembangkan pada sektor peternakan terutama pada komoditas ternak salah satunya adalah domba domba. Namun masih banyaknya ditemukan kendala yang sering ditemui oleh peternak domba yaitu masalah kesehatan dari ternak tersebut terutaman pencegahan penyakit cacing. Penyakit kecacingan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dijumpai di negara tropis dunia terutaman Indonesia. Hal ini berhubungan dengan kondisi kelembaban udara dan kondisi sanitasi yang buruk. Kaitannya pada sektor peternakan penyakit kecacingan ini merupakan salah satu permasalahan yang sangat sering terjadi, terutama pada ternak domba. Salah satu jenis cacing yang sering menginfeksi ternak domba merupakan jenis cacing Haemonchus Contortus yang mempunyai kebiasaan menghisap darah dan merupakan cacing yang dominan dan patogenik. Salah satu tanaman yang berpotensi dijadikan sebagai obat cacing adalah Daun Mangga (Mango Foliorum). Serbuk daun mangga telah diteliti mengandung tanin, flavonoid, terpenoid, dan alkaloid serta memiliki aktivitas anthelmintik yang dapat membunuh cacing sehingga Serbuk daun mangga dapat digunakan sebagai bahan untuk pengobatan cacing secara tradisional tanpa menggunakan bahan kimia. Berdasarkan permasalahan tersebut dapat ditetapkan tujuan pengkajian untuk mengetahui kandungan tanin yang terdapat dalam serbuk daun manga, mengetahui dosis yang tepat dalam pemberian serbuk daun mangga untuk pengobatan penyakit cacing Haemonchus Contortus pada ternak domba dan mengetahui efektifitas pemberian serbuk daun mangga untuk pengobatan penyakit cacingan pada ternak domba
Full Text:
PDFReferences
Ahmad, S. N. 2014. Kajian Efektifitas Pemberian Obat Cacing Herbal Terhadap Performa Sapi Potong. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian. Kepulauan Riau.
Ahmed, B. 2007. Chemistry Of Natural Products. New Delhi: Department of Pharmaceutical Chemistry Faculty of Science Jamia Hamdard.
Akiyama, H. K. Fujii. O. Yamasaki., T. Oono. K. Iwatsuki. 2001. Antibacterial Action of Several Tannin against Staphylococcus aureus. Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 48: 487 — 491.
Anderson, R.A. 2000. Nematoda Parasites Of Vertebretes: Their Develop Ment and Transmission 2nd ed. CABI Publishing. UK.
Cowan, M.M. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Reviews. 12: 564 — 582.
Cushnie, T.P.Tim. Lamb, Andrew J. 2005. Amtimicrobial Activity of Flavonoids. International Journal of Antimicrobial AgentsI. 26: 343-356.
Darmono. 2011. Penyakit Utama Yang Sering Ditemukan Pada Ruminansia Kecil (Kambing dan Domba). Balai Besar Penelitian Veteriner. Jurnal. Bogor.
Darsana, I. Besung, I. Mahatmi, H. 2012. Potensi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus.
Dwinata, I. M. Ida, A. P. A. Adi, S. Ida, B. M. O. 2017. Modul Identifikasi Parasit Cacing. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Udayana. Bali.
Haitsam, M. R. N. Lutfhi, N. F. Alexander, S. 2018. Uji Daya Anthelmintik Serbuk Infusa Kulit Buah Mangga Arumanis (Mangifera Indica L) Terhadap Mortalitas Ascaridia Galli. Fakultas Kedokteran Unjani Cimahi. Fakultas Kedokteran Unjani Cimahi.
Hamzah A, Hambal M, Balqis U, Darmawi, Maryam, Rasmaidar, et al. (2016). Aktivitas antelmintik biji Veitchia merrillii terhadap Ascaridia galli secara in vitro. Trad Med J, 21(2), 55-62.
Handiwirawan, E. 2013. Panduan Karakteristik Ternak Kambing Dan Domba. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia, Edisi ke-2. Bandung: ITB.
Hernani. 2011. Pengembangan Biofarmaka Sebagai Obat Herbal Untuk Kesehatan. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian. 7(1): 2029.
Kurniawan, F. 2017. Klasifikasi dan morfologi domba. Diakses 14 September 2019.
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-domba/.
Mehta, I. (2017). History of mango — ‘King of Fruits’. International Journal of Engineering Science Invention. 6(7): 20-24. Journal of Tropical Medicine. 5(8): 630 -633.
Madduluri, Suresh. Rao, K.Babu. Sitaram, B. 2013. In Vitro Evaluation of Antibacterial Activity of Five Indegenous Plants Extract Against Five Bacterial Pathogens of Human. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 5(4): 679-684.
Mukhtar, R.S. Muhammad, H. Yudha, F. Winaruddin. Muhammad, H. Heryawati, M. 2016. Perkembangan dan Gambaran Anatomis Larva Infektif (L3) Haemoncher Contortus yang Dibiakkan dengan Vermicullite. Jurnal Medika Veterinari Vol 10 No 1.
Palczar,J.M dan Chan, E.C.S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Penerbit UI Press.
Patil, D. Halle, P. Bade, A. 2014. In-vitro antelmintic activity of methanolic extract of Mangifera Indica Leaves. World J Pharm Pharm Sci, 3(12), 771-776.
Robiyanto. Ria, k. Eka, K. U. 2018. Potensi Antelmintik Serbuk Etanol Daun Mangga Arummanis (Mangifera Indica L.) Pada Cacing Haemonchus Contortus. Jurnal Pharmaceutical Sciences and Research Vol 5 No 1.
Sakti, 2018. Kenali dan Hindari Cacing Lambung Haemonchus Contortus. Diakses 14 September 2019 http://www.majalahinfovet.com/2018/kenali-dan-hindaricacing-lambung-html.
Sambodo, P. Tethool. 2012. Endoparasit Dalam Feses Bandikut (Echymipera Kalubu) (Studi Awal Kejadian Zoonosis Parasitik Dari Satwa Liar). Jurnal Agrinimal. Bandung.
Shah, K. A. Patel, M.B. Shah, S.S. Chauhan, K.N. Parmar, P.K. Patel, N.M. 2010. Antihyperlipidemic activity of Mangifera indica L. leaf extract on rats fed with high cholesterol diet. Der Pharmacia Sinica. 1(2): 156 -161.
Refbacks
- There are currently no refbacks.