Kajian Sosial Ekonomi Adopsi Metode Produksi Kopi Robusta Berbasis Indikasi Geografis di Kabupaten Temanggung
Abstract
Adopsi inovasi merupakan suatu proses penerimaan dan penerapan terhadap suatu inovasi. Adanya inovasi akan membantu memberikan percepatan pengembangan terhadap sektor pertanian dan perkebunan. Penerapan metode produksi kopi robusta berbasis indikasi geografis sangat diperlukan sebagai langkah penjagaan mutu dan cita rasa kopi di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap metode produksi kopi berbasis Indikasi Geografis Kopi Robusta Temanggung (IG-KRT), mengkaji adopsi petani dalam kajian sosial ekonomi, menggambarkan peluang dan tantangan petani dalam adopsi metode produksi kopi berbasis IG-KRT. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan data survey. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja di tiga desa yang merupakan tempat sekretariat Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) di Kabupaten Temanggung yaitu di Desa Malebo (Kecamatan Kandangan), Desa Wonokerso (Kecamatan Pringsurat) dan Desa Mento (Kecamatan Candiroto). Pengambilan sampel dilakukan dengan proporsional random samplingdengan jumlah sampel 60 responden petani kopi robusta. Hasil penelitian menunjukan bahwa, tingkat adopsi petani terhadap metode produksi kopi berbasis IG-KRT yang meliputi pembibitan, penanaman dan pemeliharaan kopi robusta pada kategori tinggi. Petani yang menerapkan metode produksi kopi berbasis indikasi geografis kopi robusta temanggung cenderung memiliki perkebuanan kopi lebih baik dibanding metode produksi kopi konvensional. Peluang yang didapat dalam penerapan budidaya kopi berbasis indikasi goegrafis kopi robusta temanggung antara lain, peningkatan produktifitas perkebunan kopi, peningkatan mutu dan kualitas kopi, dan peningkatan relasi dalam pemasaran kopi, dan peningkatan harga jual kopi. Tantangan yang harus dilakukan petani antara lain, proses yang penjagaan mutu dan kualitas kopi yang terstandar harus berkelanjutan, persaingan pasar semakin besar dan petani siap menerima inovasi baru.
Full Text:
PDFReferences
Ansyar (1992). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud.
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. (2019). Produksi Kopi Indonesia. Kopi Indonesia Edisi April. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Kopi 2017-2019. Jakarta: Direktot jendral Perkebunan Indonesia.
BAPPEDA. 2013. Kajian PEL Kabupaten Temanggung. Pemerintah Kaupaten Temanggung
Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung (2017) Data Petani Kopi Robusta Tahun 2018. Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung
Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual. (2015). Buku Indikasi Geografis Indonesia. Diakses pada 23 Oktober 2018.
Direktorat Jendral Perkebunan Indonesia (2015). Statistik Perkebunan Indonesia 2013-2015. Kopi, Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta.
International Coffee Organization. (2019). Coffee Statistics 2000-2019. International Coffee Organization, London.
Mardikanto, T. (1993). Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta. MPIG-KRT. (2015). Buku Persyaratan Indikasi Geografis Kopi Robusta Temanggung. Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual. Jakarta.
Narulita, S., Winandi, R., & Jahroh, S. (2014). Analisis dayasaing dan strategi pengembangan agribisnis kopi Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia, 2(1), 6374.
Rogers, E M. (2003). Diffusion of Innovations 5th Edition. The Free Press. NewYork. Soekartawi. (1988). Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta
Refbacks
- There are currently no refbacks.