ANALISIS PEMASARAN BERAS ASAL LUAR DAERAH KALIMANTAN TIMUR (STUDI KASUS KOTA BALIKPAPAN)
Abstract
Permintaan beras di Kota Balikpapan di penuhi dan di pasok dari luar daerah yaitu Jawa dan Sulawesi. Sistem di setiap lembaga pemasaran berbeda-beda dan ini menentukan harga beras tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana saluran pemasaran, biaya pemasaran, margin pemasaran, keuntungan pemasaran serta efisiensi pemasaran di Kota Balikpapan. Penelitian ini telah dilaksanakan dan mulai bulan Juli hingga bulan Oktober 2019 pada pasar di Kota Balikpapan. Pengambilan sampel menggunakan metode bola salju dengan jumlah sampel sebanyak 11 responden, terdiri atas dua distributor atau pedagang besar, dua pedagang pengecer di Penajam Paser Utara, dan tujuh pedagang pengecer. Lokasi pasar tempat penelitian berlokasi di Pasar Pandansari, Pasar Damai dan Pasar Klandasan yang ada di Kota Balikpapan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat satu macam saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran dua tingkat (produsen dari Surabaya dan Sulawesi, distributor di Balikpapan, pedagang pengecer di Balikpapan dan pengecer di Penajam Paser Utara konsumen). Biaya pemasaran pada tingkat pedagang besar adalah Rp.32.50 kg-¹. Biaya pemasaran pada tingkat pengecer di Penajam Paser Utara adalah sebesar Rp. 160.00 kg-¹ dan Rp.190.00 kg-¹. Margin pemasaran yang diterima oleh pedagang besar adalah Rp.1.750,00 kg-¹, sedangkan margin pemasaran pada tingkat agen adalah Rp.1.500,00 kg-¹ dan untuk rata-rata margin pemasaran pada tingkat pengecer di tiga pasar yang ada di Kota Balikpapan adalah sebesar Rp. 919,00 kg-¹. Keuntungan yang diperoleh pedagang besar adalah Rp.1.717,5 kg-¹, dan keuntungan yang diperoleh pengecer di Penajam Paser Utara adalah Rp.1.150 kg-¹, dan rata-rata keuntungan dari Pasar Pandansari, Pasar Klandasan dan Pasar Damai adalah sebesar Rp.11.687,00 kg- ¹. Untuk efisiensi pemasaran beras di Kota Balikpapan pada saluran tingkat kedua di Kota Balikpapan adalah 0,16% dan saluran tingkat kedua di Penajam Paser Utara sebesar 1,56%, yang didapatkan artinya saluran pemasaran ini sudah efisien karena <50%.
Kata kunci: beras, margin, pemasaran
Abstract:
The demand for rice in Balikpapan City is fulfilled and supplied from outside the regions, namely Java and Sulawesi. The system in each marketing institution is different and this determines the price of rice. This study aims to determine the distribution, marketing costs, marketing margins, marketing benefits, and marketing efficiency in the city of Balikpapan. This research has been carried out from July to October 2019 on the market in the city of Balikpapan. Sampling was done using the snowball method with a total sample of 11 respondents, consisting of 2 distributors or wholesalers, 2 agents, and 7 retailers. The location of research market was located in Pandansari Market, Damai Market, and Klandasan Market in Balikpapan City. This study used descriptive analysis which aimed to describe the research subject based on data from variables obtained from the group of subjects studied. The results showed that there was one kind of marketing channel, namely two-level marketing channels (producers from Surabaya and Sulawesi - distributors in Balikpapan - retailers in Balikpapan and retailers in Penajam Paser Utara – consumers). Marketing costs at the wholesaler level are Rp.32.50 kg-¹. Marketing costs at the retail level in Penajam Paser Utara are Rp. 160.00 kg-¹ and Rp.190.00 kg-¹. The marketing margin received by large traders is Rp.1,750.00 kg-¹, while the marketing margin at the retail level in Penajam Paser Utara is Rp.1,500.00 kg-¹ and the average marketing margin at the retail level in 3 markets in Balikpapan City is Rp. 919.00 kg-¹. The profit obtained by large traders is Rp.1,717.5 kg-¹, and the profit earned by retailers in Penajam Paser Utara is Rp.1,150 kg-¹, and the average profit from Pandansari Market, Klandasan Market, and Damai Market is Rp.11,687.00 kg -¹. For the efficiency of rice marketing in Balikpapan city on the second level channel in Balikpapan city is 0,16% and the second level channel in Penajam Paser Utara is 1,56%, which means that this marketing channel is efficient because it is <50%.
Keywords: marketing, rice, margin
Full Text:
PDFReferences
Azwar, S. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Ketahanan Pangan,2016. Direktori Penrkembangan Konsumsi Pangan. Jakarta: Kementrian Pertanian.
Badan Pusat Statistik, 2019. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin. Badan Pusat Statistik. Kalimantan Timur. https://kaltim.bps.go.id/. Diakses pada 7 Juli 2017
Hessie, R. 2009. Analisis Produksi dan Konsumsi Beras dalam Negeri Serta Implikasinya terhadap Swasembada Beras di Indonesia. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Junita. A. 2014. Analisis Pemasaran Kelapa Muda (Coco nucifera) di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Skripsi Universitas Mulawarman.
Kotler, P. 2005. Marketing Manajemen. Edisi ke Delapan. Terjemahan Herujati Purwanto. Erlangga, Jakarta.
Lestari. D. N. 2015. Analisis Tataniaga Tepung Tapioka di Kota Samarinda.
Saragih. B. 2010. Beras masih makanan pokok. Artikel. Tempo. Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis, Pendekatan Kualitatif dan R&K. Penerbit Alfabeta. Bandung
DOI: https://doi.org/10.55259/jiip.v29i1.763
View My Stats