Pengaruh Pola Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang di Wilayah Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah
Abstract
Peluang peningkatan produktivitas kentang di Jawa Tengah masih sangat terbuka, mengingat produktivitasnya belum maksimal. Salah satu penyebabnya diduga adalah frekuensi penanaman kentang yang terlalu sering, yaitu dua sampai tiga kali dalam satu tahun dengan pola kentang-kentang-kentang atau sayuran lain-kentang-kentang. Oleh karena itu dilakukan percobaan dengan tujuan mengidentifikasi perbedaan pertumbuhan dan hasil kentang yang ditanam di tiga wilayah dataran tinggi Dieng yang memiliki pola tanam yang berbeda dalam setahun. Percobaan disusun dengan rancangan petak terbagi, perbedaan pola tanam di tiga lokasi sebagai petak utama (Wonosobo 2 kali tanam kentang/tahun, Banjarnegara 3 kali tanam kentang/tahun, Pekalongan 1 kali tanam kentang/tahun) dan tiga varietas sebagai anak petak (Granola L, Granola K, Tedjo-MZ) yang disusun dalam tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tiga varietas lebih optimal di lokasi Pekalongan dibanding di Wonosobo dan Banjarnegara. Demikian juga dengan komponen hasil yaitu bobot segar umbi per tanaman dan produktivitas umbi per hektar menunjukkan bahwa di lokasi Pekalongan nyata lebih tinggi dibanding di Wonosobo dan Banjarnegara. Hasil percobaan ini memberikan informasi awal bahwa perbedaan pola tanam atau intensitas tanaman kentang dalam setahun berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil yang diperoleh. Pola tanam kentang satu kali setahun menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibanding pola tanam kentang dua dan tiga kali setahun.
Full Text:
PDFReferences
BPS. (2012). Produksi Kentang Menurut Provinsi 2008 - 2012. Vol. 2012.
Cempaka, Intan Gilang, Miranti Dian Pertiwi, and Hairil Anwar. (2018). “Assessment of Cultivation Systems and Productivity of Tedjo MZ Potato on Dry Season.” In International Symposia on Horticulture, Denpasar. Bali. 388—392.
Chen, Gang, Suping Wang, Xiang Huang, Juan Hong, Lei Du, Lihong Zhang, and Lixia Ye. (2015). Environmental Factors Affecting Growth and Development of Banlangen (Radix Isatidis) in China. African Journal of Plant Science 9 (November): 421—26. https://doi.org/10.5897/AJPS2015.
Hamdani, Jajang Sauman. (2009). Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Kultivar Kentang (Solanum Tuberosum L .) Yang Ditanam Di Dataran Medium. Jurnal Agronomi Indonesia 37 (1): 14—20.
Londhe, Sunil. (2016). Sustainable Potato Production and the Impact of Climate Change. 1st ed. United States of America: IGI Global.
Loon, Kees van, and Han Hammink. (2020). Sinyal Tanaman Kentang. Panduan Praktis Budidaya Kentang Yang Baik. Edited by Nikadi Gunadi, Budi Prasetya, Annette Pronk, Huub Scheppers, and Sicko de Vries. Belanda: Roodbont.
Lutaladio, NeBambi, Oscar Ortiz, Anton Haverkort, and Daniel Caldiz. (2009). Sustainable Potato Production. Guidelines for Developing Countries. FAO.
Makarim, Abdul Karim, Ikhwani, and Made Jana Mejaya. (2017). Rasionalisasi Pola Rotasi Tanaman Pangan Berbasis Ketersediaan Air Rat. Iptek Tanaman Pangan 12 (2): 83—90.
Prabaningrum, Laksminiwati, Tonny K. Moekasan, Ineu Sulastrini, Tri Handayani, Juniarti P. Sahat, Eri Sofiari, and Nikardi Gunadi. (2014). Teknologi Budidaya Kentang Di Dataran Medium.
Prihastuti. (2011). Struktur Komunitas Mikroba Tanah Dan Implikasinya Dalam Mewujudkan Sistem Pertanian Berkelanjutan. El-Hayah 1 (4): 174—81.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. (2015). Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2015. Jakarta.
Silva, A P, L C Babujia, L S Matsumoto, M F Guimarães, and M Hungria. (2013). Bacterial Diversity Under Different Tillage and Crop Rotation Systems in an Oxisol of Southern Brazil. The Open Agriculture Journal 7 (Suppl 1-M6): 40—47.
Subhan dan A.A. Asandhi. (1988). Waktu Aplikasi Nitrogen dan Penggunaan Kompos dalam Budidaya Kentang di Dataran Medium. J. Hort.8(2):1072-1077
DOI: https://doi.org/10.55259/jiip.v27i1.564
View My Stats